Seperti yang kita ketahui, Jakarta merupakan Ibu Kota dari Republik Indonesia, dan juga merupakan sebuah kota Metropolitan ( yang mungkin sebentar lagi akan menjadi Megapolitan yang hampir sama dengan New York dan Tokyo ), bagi sebagian orang pula ( terutama para Pendatang ) ada yang mengatakan bahwa Jakarta merupakan "Ladang Uang", ya, itu bagi para pendatang yang memiliki persediaan sebelum ke Jakarta, bagaimana dengan yang belum? apa tetap nekat datang ke Jakarta tanpa persiapan?
Bagi orang yang lahir di Jakarta serta besar dan tumbuh di Jakarta, mungkin akan menyadari bahwa sekarang Jakarta bisa disebut sebagai "Dunia Baru" atau bahkan "Hutan Rimba", Hal ini di karenakan dimana di Jakarta saat ini sudah sangat kacau dimana orang yang kaya dan kuat akan berkuasa dan kebal akan hukum, memang tidak semua tapi rata - rata sudah banyak orang di Jakarta yang ibaratnya sudah mapan, masih saja serakah untuk mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri, masih banyak kejadian negatif yang terjadi di Jakarta, seperti layaknya sebuah bom waktu yang akan meledak jika waktunya sudah ditentukan, tidak hanya orang - orang kaya yang serakah di Jakarta, tapi juga di Jakarta sudah seperti "Shang hai" ( Kota di RRC ) dimana kejahatan lebih mendominasi daripada kebaikan, hal ini bisa dibuktikan pada kejadian sehari - hari.
Sudah banyak kekacauan yang ada di Jakarta, seperti halnya Dunia Baru, dimana hukum tidak lagi menjadi penolong melainkan menjadi rantai belenggu yang bisa mengikat siapa saja. Memang sekarang Gubernur Jakarta sudah ganti, tapi apa bisa memperbaiki Kota ini yang dimana 'Kemiskinan' yang sudah seperti jamur yang tumbuh di musim hujan, 'Kemacetan' yang sudah semakin parah tiap tahunnya, 'Banjir' yang sudah menjadi kegiatan tahunan, 'Dunia Malam' yang semakin menjadi tontonan, 'Kekerasan' sudah terdengar di mana - mana, 'Kejahatan' yang sudah melebarkan sayapnya, dan kini mulai mengincar kaum wanita dan anak - anak, 'Mengemis' yang sudah menjadi makanan sehari - sehari, 'Kebodohan' karena minimnya pendidikan dasar dan mahalnya pendidikan tinggi, 'Kesehatan' sudah mulai dijadikan ajang pencari uang, dan masih banyak lagi kekacauan di Ibu Kota yang kini sudah semakin sesak, penuh, berisik, dan kotor.
Baru saja Jakarta memiliki Pemimpin baru, tapi terkadang hal itu tidak terlalu berpengaruh, mungkin cuma sekitar 50 % pengaruh pergantian Gubernur, sekarang Jakarta sudah bukan seperti dulu lagi dimana di daerah Kali Ciliwung masih jernih dan banyak ikannya, dan berbagai tempat lain yang sekarang sudah berubah hampir 100 %, Malah, yang anehnya lagi tempat Pelestarian Kebudayaan Betawi ada di Daerah Depok, yang bernama Situ Babakan, dan bukan di Jakarta.
Kembali ke Situasi Ibu Kota Sekarang, saat menjelang makan siang yang namanya jalan utama seperti Rasuna Said, Sudirman, Semanggi, dan beberapa tempat lain sudah penuh sesak dengan kendaraan, apalagi jika sudah musim hujan tiba, pasti jalan - jalan tersebut sudah seperti di Sao Paulo Brazil.
Ada yang bilang Jika bisa bertahan di Jakarta, maka bisa bertahan di kota - kota besar lainnya di dunia seperti New York dan Tokyo, tapi jika itu bisa bertahan, bagaimana kalau tidak bisa, apa akan menjadi "sampah" yang terus mengotori Jakarta.
Terkadang jika kita melihat jalan - jalan utama di Ibukota pasti ada pamflet atau umbul - umbul untuk pemilihan presiden di masa yang akan datang, tapi semua atribut - atribut itu hanya membuang - buang dana, ( mungkin jika organisasi "itu" memiliki dana sendiri, tapi bagaimana jika menggunakan dana Negara ) bukan cuma membuang uang secara besar - besaran, tapi juga menurunkan nilai "Keindahan" Ibu Kota, dengan adanya atribut - atribut tersebut, kenapa tidak sekalian saja gunakan semua anggaran dana ( jika milik negara untuk dikuras habis ), sekalian saja buat jembatan baru yang akan semakin mencekik para kaum bawah.
Ini yang paling parah, sekarang di Jakarta semuanya di atur dengan nilai ( uang ), dimana seseroang yang memiliki banyak uang justru bisa tetap berkuasa di atas, semakin yang membuat bingung sekaligus kesal adalah seseorang yang punya nilai lebih biasanya selalu arogan dan sombong, sekarang coba cari, di Jakarta seseorang yang punya harta lebih itu memiliki sifat dermawan dan baik hati, hanya 1 : 1.000.000 dari hasil survey penduduk Jakarta yang sudah lebih dari 1.000.000.
Yang paling tragis di Jakarta adalah sudah tidak ada lagi lapangan luas yang bisa digunakan oleh anak - anak untuk bermain dan bergaul, banyak sudah lapangan di jadikan Apartemen, Perkantoran, bahkan Kosan, terkadang terlihat jelas banyak anak - anak yang main di jalan raya, biasanya ketika sedang bermain dan bernasib sial tertabrak kendaraan, maka yang pasti disalahkan pasti anak kecil yang di tabrak, pasti banyak orang yang menabrak anak kecil pasti bilang dengan enaknya dan bernada emosi "Jangan main di jalan, tahu enggak sih," atau "jangan main di jalan, nanti kalo kendaraan saya rusak gimana, mau ganti?". Ini sudah benar - benar kelewatan, anak kecil yang tertabrak disalahkan pula, apa tidak pernah berpikir bahwa sudah tidak ada tempat untuk bermain. Sudah banyak orang egois di Jakarta, yang lebih mementingkan Kehormatan dan Diri Sendiri. kalau sudah begini orang kecil semakin di injak - injak tidak peduli itu anak - anak ataupun orang tua, mereka tanpa bisa melawan.
Sekarang soal pergaulan, yang sampai saat ini jika kita pergi ke daerah - daerah Mal, pasti sekarang sudah banyak orang terutama perempuan yang menggunakan rok mini, baju ketat, bukankah itu hanya akan mengundang berbagai kejahatan, terutama untuk kaum lelaki, itu bukanlah contoh yang baik untuk anak kecil, dan yang lebih parah lagi jika kita berjalan di dalam sebuah Mal di Jakarta, memang banyak perempuan yang sudah kelewat batas berjalan dengan pacarnya, tetapi biasanya pacarnya lebih memilih diam, bahkan bangga ketika pacar perempuannya memakai rok mini dan baju ketat, karena mungkin dia merasa kalau pacarnya itu terlihat sexy, tapi coba pikir, kenapa harus bangga dengan penampilan, karena suwaktu saat pasti akan menjadi tua. Yang paling parah adalah ada perempuan menggunakan pakaian serba minim tapi dengan bangganya memamerkan tubuhnya, menghamburkan uang demi sebuah barang, bahkan sampai menghabiskan waktu berjam - jam untuk berjalan - jalan memamerkan badannya.
Yah itulah sekilas tentang Sisi Gelap Jakarta, ini baru awal, masih banyak yang akan di bahas di Jakarta Under Cover 1.
Sekarang soal pergaulan, yang sampai saat ini jika kita pergi ke daerah - daerah Mal, pasti sekarang sudah banyak orang terutama perempuan yang menggunakan rok mini, baju ketat, bukankah itu hanya akan mengundang berbagai kejahatan, terutama untuk kaum lelaki, itu bukanlah contoh yang baik untuk anak kecil, dan yang lebih parah lagi jika kita berjalan di dalam sebuah Mal di Jakarta, memang banyak perempuan yang sudah kelewat batas berjalan dengan pacarnya, tetapi biasanya pacarnya lebih memilih diam, bahkan bangga ketika pacar perempuannya memakai rok mini dan baju ketat, karena mungkin dia merasa kalau pacarnya itu terlihat sexy, tapi coba pikir, kenapa harus bangga dengan penampilan, karena suwaktu saat pasti akan menjadi tua. Yang paling parah adalah ada perempuan menggunakan pakaian serba minim tapi dengan bangganya memamerkan tubuhnya, menghamburkan uang demi sebuah barang, bahkan sampai menghabiskan waktu berjam - jam untuk berjalan - jalan memamerkan badannya.
Yah itulah sekilas tentang Sisi Gelap Jakarta, ini baru awal, masih banyak yang akan di bahas di Jakarta Under Cover 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar