Selasa, 17 April 2012

Masalah Ekonomi


nama : Gilang Bangun P
Kelas : 2ka04
NPM : 1311000
 
BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Indonesia adalah Negara Ekonomi yang sangat penting bagi masyarakat Negara Indonesia, Ekonomi berasal dari seorang Ahli Filsafat yang bernama Adam Smith yang menyatakan bahwa Ekonomi merupakan suatu bagian dalam kehidupan masyarakat, Ekonomi bagi Masyarakat terutama di Indonesia pun tidak jauh dari kebutuhan para masyarakatnya, meskipun Indonesia kaya akan SDA dan SDM, tapi belum bisa memperbaiki situasi Ekonomi yang sudah semakin terpuruk sehingga semakin mempersulit bagi para konsumen yang bagian ke bawah, Ekonomi di Indonesia semakin menambah masalah dan semakin memperbesar utang Negara terhadap IMF, suatu organisasi dunia yang bertindak sebagai peminjam dana untuk Negara – Negara yang butuh bantuan Ekonomi baik Materil maupun Non Materil, tapi di Indonesia, Ekonomi semakin dipersulit dengan tingkat kebutuhan para masyarakat yang mengakibatkan terjadinya Inflasi yang hanya akan menambah daftar kesulitan Ekonomi

Inflasi sering merugikan, terutama bagi para orang – orang yang memiliki penghasilan, Inflasi membuat pendapatan riil orang orang yang memiliki penghasilan mengalami penurunan drastis bahkan cenderung bisa menghancurkan penghasilannya tersebut. Selain orang – orang yang memiliki penghasilan, Inflasi juga merugikan para Produsen, Inflasi menyebabkan harga – harga barang mengalami kenaikan biaya produksi dan membuat modal para Produsen menjadi lebih sedikit.

B.     RUMUSAN MASALAH

Seperti yang dijelaskan dalam Latar Belakang, di bagian ini akan dirumuskan beberapa masalah yang berhubungan dengan Inflasi diantaranya :
a.       Apa pengertian Inflasi ?
b.      Jenis – Jenis Inflasi !
c.       Penyebab Inflasi !
d.      Dampak Inflasi !
e.       Cara Mengatasi Inflasi !

C.     LANDASAN TEORI

a.       Pengertian Inflasi
Secara umum Inflasi adalah sebuah kondisi di suatu Negara dimana terjadi penururnan atau kemerosotan nilai uang dan barang karena banyaknya uang atau barang dari luar yang beredar secara cepat sehingga menyebabkan kenaikan harga – harga kebutuhan seperti Pangan, Minyak Bumi, dan masih banyak lagi.

b.      Rumus Menghitung Angka Inflasi
Angka Inflasi merupakan sebuah indicator ekonomi yang dapat digunakan dalam berbagai langkah di bidang ekonomi, angka Inflasi harus dapat dihitung agar ada Patoka dalam pengambilan keputusan, dalam menghitung  angka Inflasi terdapat istilah Indeks Harga yaitu perbandingan antar harga rata – rata pada tahun yang dihitung dan harga rata – rata pada tahun dasar. Indeks Harga memiliki rumus yaitu IHn = SPn / SPo * 100 ( IHn adalah Indeks Harga tahun n, SPn adalah jumlah harga rata – rata, SPo adalah jumlah harga tahun dasar )

c.       Jenis – jenis Inflasi
a.       Inflasi berdasarkan Keparahan yang terdiri dari Inflasi Ringan, Sedang, Berat, dan Sangat Berat
b.      Inflasi berdasarkan Penyebab yang terdiri dari kelebihan permintaan dan kenaikan biaya produksi
c.       Inflasi berdasarkan Sumber yang terdiri dari Luar Negeri dan Dalam Negeri

BAB II

PEMBAHASAN

1.      PENGERTIAN INFLASI

Pengertian Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang terkadang dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
2.      JENIS – JENIS INFLASI
a.       Berdasarkan Keparahan : Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
1.      Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)
2.      Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
3.      Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
4.      Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun)
b.      Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya : Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan atas inflasi karena kenaikan permintaan dan inflasi karena kenaikan biaya produksi.
a.       Inflasi karena kenaikan permintaan
Kenaikan permintaan terkadang tidak dapat dipenuhi produsen. Oleh karena itu, harga-harga sksn cenderung naik. Hal ini sesuai dengan hukum ekonmi “jika permintaan naik sedangkan penawaran tetap, maka harga cenderung naik”.
b.      Inflasi karena kenaikan biaya produksi
Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga penawaran barang naik, sehingga dapat menimbulkan inflasi.
c.       Berdasarkan Sumber : Berdasarkan sumbernya, inflasi dibedakan atas inflasi yang bersumber dari luar negeri dan inflasi yang bersumber dari dalam negeri.
a.       Inflasi yang bersumber dari luar negeri
Inflasi ini terjadi karena ada kenaikan harga di luar negeri. Dalam perdagangan bebas, banyak negara yang saling berhubungan dalam perdagangan. Jika suatu negara mengimpor barang dari negara yang mengalami inflasi, maka otomatis kenaikan harga tersebut (inflasi) akan memengaruhi harga-harga dalam negerinya sehingga menimbulkan inflasi.
b.      Inflasi yang bersumber dari dalam negeri
Inflasi yang bersumber dari dalam negeri dapat terjadi karena percetakan uang baru oleh pemerintah atau penerapan anggaran defisit. Inflasi yang bersumber dari dalam negeri juga dapat terjadi karena kegagalan panen. Kegagalan panen menyebabkan penawaran suatu jenis barang berkurang, sedangkan permintaan tetap, sehingga harga-harga akan naik.
3.      PENYEBAB INFLASI

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll

Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.

Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

4.      DAMPAK INFLASI

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

5.      CARA MENGATASI INFLASI
Penyebab terjadinya inflasi yang pada awalnya diyakini oleh pihak Bank Indonesia dan Bappenas karena kenaikan harga minyak dunia dan `subprime mortgage` yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata dihantam pula oleh kenaikan harga pangan. Gejolak perekonomian dunia yang berujung pada inflasi sesungguhnya mulai tampak saat pendapatan per kapita Amerika Serikat mulai turun. Namun sayangnya para ekonom di tanah air banyak yang tidak menyetujuinya tanda-tanda itu. Salah satu sumber mngatakan beberapa cara ubtuk mengatasi masalah inflasi tersebut. Diantaranya adalah :
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
• Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak. Dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.
3. Kebijakan Non Moneter
Kebijakan nom moneter adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah maupun jumla uang yang beredar, cara ini merupakan langkah alternatif untuk mengatasi inflasi. Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:
• Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya : Cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.
• Menekan tingkat upah tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Masalah Ekonomi Inflasi adalah suatu kondisi atau situasi yang sangat merugikan, tidak hanya bagi Para Konsumen juga para Produsen, Inflasi dapat mengakibatkan semakin sulitnya Perekonomian terutama di Indonesia. Biasanya Inflasi semakin berkembang dengan masuknya banyak mata uang dan banyaknya barang sehingga semakin membuat harga – harga semakin besar dan semakin mempersulit Pemerintah dan juga Rakyat. Inflasi juga berdampak buruk terhadap berbagai aspek seperti Politik, Hukum, dan juga Sosial, diantaranya dalam bidang Politik, Inflasi akan dimanfaatkan untuk kegiatan – kegiatan tertentu sehingga semakin mempercepat Inflasi sedangkan di bidang Hukum, Inflasi akan menjadi salah satu situasi yang memperlemah system Hukum sehingga membuat bebas keluar masuk tanpa melewati bidang Hukum, selain itu Inflasi akan berpengaruh ke Hukum yang telah ada dan disahkan secara bersama dengan cara merubah Hukum dengan menggunakan cara dimana uang semakin di sebar luaskan. Dan yang terakhir di bidang Sosial, Inflasi akan membuat para Produsen berkurang modalnya dan akan mengurangi Tenaga Kerja agar tidak mengalami kebangkrutan, Hal ini menjadi pemicu kemiskinan dan pengganguran sehingga akan memperbesar tingkat kriminalitas di masyarakat.

B.     Saran

Saran saya sebaiknya Pemerintah mengambil sikap dan kebijakan secara tegas agar Inflasi tidak mudah berkembang dan semakin memperkecil tingkat masalah Ekonomi di suatu Negara, dengan semakin kecilnya Inflasi maka akan semakin berkembangnya SDM yang akan berdampak positip untuk Perekonomian Negara. Sedangkan untuk Masyarakat untuk membatasi kebutuhan yang hanya berutama pada keperluan saja sehingga permintaan akan mengalami penurunan dan biaya produksi juga mengalami penurunan.   



http://pengertian-definisi.blogspot.com/2011/10/pengertian-dan-definisi-inflasi.html
http://adwintaactivity.blogspot.com/2012/04/jenis-inflasi.html
http://larazsekar.blogspot.com/2011/04/inflasi.html
http://www.serbaseru.com/2010/11/inflasi-pengertian-penyebab-jenis.html
http://daneea.wordpress.com/2010/04/24/cara-mengatasi-terjadinya-inflasi/