Jumat, 17 Januari 2014

Analisis Kinerja Sistem ( POSTEST KENDALI DAN AUDIT SI )

Pengendalian TI didefinisikan sebagai suatu pernyataan hasil yang diinginkan atau maksud yang dicapai oleh prosedur pengendalian implementasi dalam kegiatan TI khusus. 
Terdapat 15 area pengendalian, sebut dan jelaskan.

Area Pengendalian ada 15 yaitu :
  1. Integritas Sistem
  2. Manajemen Sumber Daya (Perencanaan Kapasitas)
  3. Pengendalian Perubahan S/W Aplikasi dan S/W sistem
  4. Backup dan Recovery
  5. Contigency Planning
  6. System S/W Support
  7. Dokumentasi
  8. Pelatihan atau Training
  9. Administrasi
  10. Pengendalian Lingkungan dan Keamanan Fisik
  11. Operasi
  12. Telekomunikasi
  13. Program Libraries
  14. Application Support (SDLC)
  15. Pengendalian Mikrokomputer
Berikut ini adalah penjelasan masing-masing area pengendalian :
Integritas Sistem
  • Ketersediaan dan kesinambungan sistem komputer untuk user.
  • Kelengkapan, Keakuratan, Otorisasi, serta proses yang auditable.
  • Persetujuan dari user atas kinerja sistem yang di inginkan.
Manajemen Sumber Daya
  • Faktor-faktor yang melengkapi integritas sistem.
  • Yaitu meyakini kelangsungan (ongoing) H/W, S/W, SO, S/W aplikasi, dan komunikasi jaringan komputer.
Pengendalian Perubahan S/W Aplikasi dan S/W sistem
  • Menentukan adanya keterlibatan dan persetujuan user dalam hal adanya perubahan terhadap s/w aplikasi dan s/w sistem.
  • Setiap pengembangan dan perbaikan aplikasi harus melalui proses formal dan didokumentasikan serta telah melalui tahapan-tahapan pengembangan sistem yang dibakukan dan disetujui.
Backup dan Recovery
  • Demi kelangsungan usaha, harus tersedia data processing disaster recovery planning (rencana pemulihan data dan pusat sistem informasi apabila terjadi kehancuran),
  • Baik berupa backup dan pemulihan normal, maupun rencana contingency untuk kerusakan pusat SI (lokasi gedung, peralatanya, SDM-nya maupun manualnya).
Contigency Planning
  • Perencanaan yang komprehenshif di dalam mengantisipasi terjadinya ancaman terhadap fasilitas pemrosesan SI.
  • Dimana sebagian besar komponen utama dari disaster recovery plan telah dirumuskan dengan jelas, telah di koordinasikan dan disetujui, seperti critical application systems, identifikasi peralatan dan fasilitas penunjang H/W, sistem S/W dan sebagainya.
System S/W Support
  • Pengukuran pengendalian dalam pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan dari S/W SO, biasanya lebih canggih dan lebih cepat perputarannya dibandingkan dengan S/W aplikasiDengan ketergantungan yang lebih besar kepada staf teknik untuk integritas fungsionalnya.
  • Pengukuran kendali pengamanan aplikasi individu maupun pengamanan logika sistem secara menyeluruh (systemwide logical security).
Dokumentasi
  • Integritas dan ketersediaan dokumen operasi, pengembangan aplikasi, user dan S/W sistem.
  • Diantaranya dokumentasi program dan sistem, buku pedoman operasi dan schedule operasi.
  • Untuk setiap aplikasi sebaiknya tersedia dokumentasi untuk tiap jenjang user.
Pelatihan atau Training
  • Adanya penjenjagan berdasarkan kemampuan untuk seluruh lapisan manajemen dan staf, dalam hal penguasaannya atas aplikasi-aplikasi dan kemampuan teknisnya.
  • Serta rencana pelatihan yang berkesinambungan.
Administrasi
  • Struktur organisasi dan bagannya, rencana strategis, tanggungjawab fungsional, job description, sejalan dengan metoda job accounting dan/atau charge out yang digunakan.
  • Termasuk didalamnya pengukuran atas proses pengadaan dan persetujuan untuk semua sumber daya SI.
Pengendalian Lingkungan dan Keamanan Fisik
  • Listrik, peyejuk udara, penerang ruangan, pengaturan kelembaban, serta kendali akses ke sumber daya informasi.
  • Pencegahan kebakaran, ketersediaan sumber listrik cadangan.
  • Juga pengendalian dan backup sarana telekomunikasi.
Operasi
  • Diprogram untuk merespon permintaan/keperluan SO.
  • Review atas kelompok SO berdasarkan job schedulling, review yang terus-menerus terhadap operator, retensi terhadap console log message, dokumentasi untuk run/restore/backup atas seluruh aplikasi.
  • Daftar personel, dan nomor telepon yang harus dihubungi jika muncul masalah SO, penerapan sistem sift dan rotasi serta pengambilan cuti untuk setiap operator.
Telekomunikasi
  • Review terhadap logical and physical access controls.
  • Metodologi pengacakan (encryption) terhadap aplikasi electronic data interchange (EDI).
  • Adanya supervisi yang berkesinambungan terhadap jaringan komputer dan komitmen untuk ketersediaan jaringan tersebut dan juga redundansi saluran telekomunikasi.
Program Libraries
  • Terdapat pemisahan dan prosedur pengendalian formal untuk application source code dan compiled production program code dengan yang disimpan di application test libraries development.
  • Terdapat review atas prosedur quality assurance.
Application Support
  • Bahwa proses tetap dapat berlangsung walaupun terjadi kegagalan sistem.
  • Sejalan dengan kesinambungan proses untuk inisiasi sistem baru, manajemen proyek, proses pengujian yang menyeluruh antara user dan staf SI.
  • Adanya review baik formal maupun informal terhadap tingkat kepuasan atas SDLC yang digunakan.
Microcomputer Controls
  • Pembatasan yang ketat dalam pengadaan, pengembangan aplikasi, dokumentasi atas aplikasi produksi maupun aplikasi dengan misi yang kritis, sekuriti logika, dan fisik terhadap microcomputer yang dimiliki.
  • Serta pembuatan daftar inventaris atas H/W, S/W, serta legalitas dari S/W untuk menghindari tuntutan pelanggaran hak cipta.
http://nurulaisyah2.wordpress.com/


Analisis Kinerja Sistem ( PRETEST KENDALI DAN AUDIT SI )

Pengendalian internal telah mengalami perubahan dari konsep 'ketersediaan pengendalian' ke konsep 'proses pencapaian tujuan'.
Apakah maksud dari konsep 'Proses Pencapaian Tujuan' tersebut?

Konsep Proses Pencapaian Tujuan adalah sebuah proses yang sudah dikembangkan oleh pihak IT yang ditugaskan kepada pihak pimpinan untuk mengambil tindakan dan semakin mendekatkan diri dengan konsumen untuk bisa mengerti tentang keadaan pasar.

Konsep ini tidak sepenuhnya dikerjakan oleh pimpinan, namun beberapa diantaranya dikerjakan oleh organisasi dan digerakkan sesuai dengan keahlian para pekerjanya masing - masing.

Untuk menjaga keseimbangan setiap pekerjaan, dibutuhkan seorang manager untuk mengawasi dan menjaga keseimbangan tersebut, manager berperan sebagai 'konduktur' dalam setiap organisasi.

Seorang manager tidak harus menguasai setiap bidang yang dimiliki oleh para pekerjanya, ia hanya harus mampu untuk mengendalikan setiap situasi yang ada pada pekerjaan yang dikerjakan oleh para karyawannya, seperti misalnya mengatur tempo dan mengendalikan keadaan.